
Pentingnya Penanganan Quality Control dan Penyimpanan di Industri Migas
Dilihat : 924 Kali | 19-04-2021 08:22:30
Dalam sebuah perusahaan barang dan jasa, QC (Quality Control) adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan untuk menghindari kesalahan yang akan merugikan bisnis. Penanganan Quality Control pada industri minyak dan gus bumi adalah salah satunya.
Dikutip dari laman Investopedia, QC adalah adalah proses pengecekan yang dilakukan oleh bisnis atau perusahaan, untuk memastikan kualitas produk sesuai dengan standar yang ada.
Oleh sebab itu keterkaitan antara QC dengan penyimpanan di industry migas sangat erat sekali karena pada proses QC, produk – produk olahan dari minyak dan gas bumi harus diukur dan ditangani dengan baik agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan untuk meningkatkatkan kualitasnya.
Mengingat pentingnya issue tersebut, PPSDM Migas (Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi) melaksanakan pelatihan Penanganan Quality Control dan Penyimpanan Migas selama tiga hari.
Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang peserta yang berasal dari Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dibawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dimulai pada Senin tanggal 12 – 14 April 2021 yang diselenggarakan secara online di PPSDM Migas.
Widyasiwara Madya sekaligus Course Leader dari pelatihan ini, Arluky Novandy menjelaskan tentang pentingnya pelatihan ini yaitu agar tercipta tenaga profesional dalam melakukan kegiatan pengendalian mutu BBM dan LPG di fasilitas penyimpanan.
“Iya penting sekali untuk melatih tenaga kerja yang handal untuk Penyimpanan Migas dan Proses QC. Proses penyimpanan dan QC migas itu sendiri adalah suatu sistem dalam mengendalikan mutu produk migas yang fungsi utamanya adalah mencegah terjadinya non-conformity output atau ketidaksesuaian hasil, baik mutu dan jumlahnya, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat akan produk migas yang dikonsumsinya,” jelas Arluky seusai pelatihan pada Kamis (15/04/2021).
Lebih lanjut Arluky menjelaskan bahwa dalam pelatihan ini peserta mendapatkan materi tentang penanganan BBM dan LPG di fasilitias penyimpanan migas.
“Dengan total 24 jam pelajaran, peserta telah mendapat materi tentang BBM Kendaraan yang meliputi produk – produk BBM dan LPG; sarana dan fasilitas penyimpanan BBM dan LPG dan juga apa saja persyaratan tangki simpan untuk BBM dan LPG; pengendalian mutu hasil olahan migas dimulai dari pengambilan sample BBM dan LPG dan pelaksanaan QC selama berada di Laboratorium untuk menganalisis BBM dan LPG sehingga nanti akan menentukan kuantitas dan kualitas BBM dan LPG yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan,” ungkap Arluky.
Salah satu peserta yang telah mengikuti pelatihan ini, Rinna Santi Sijabat mengemukakan implikasi real materi yang didapat selama pelatihan berlangsung pada pekerjaannya sebagai Inspektur Migas di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM.
“Materinya pada pelatihan ini bagus dan bermanfaat untuk pekerjaan saya sebagai seorang Inspektur Migas. Harapannya kedepan materi yang diberikan bisa lebih update dan lebih bervariasi lagi sesuai dengan acuan standar terkini dan isu/kasus di bidang migas saat ini,” jelas Rinna ketika dihubungi melalui pesan singkat pada Kamis, (15/04/2021).