Berdasarkan Peraturan  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 20 tahun 2008 tentang Pemberlakuan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di Bidang Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi Secara Wajib dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.241/MEN/V/2007 tentang Penetapan Standart Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Minyak Dan Gas Bumi Serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak Dan Gas Hulu Bidang Pengeboran Sub Bidang Pengeboran Darat, maka perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi harus memilik sertifikasi yang sesuai dengan peraturan tersebut di atas.

Perusahaan yang maju adalah perusahaan yang didukung oleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Di sektor minyak dan gas yang mempunyai ciri padat modal dan beresiko tinggi dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh  Standar Nasional Indonesia Tenaga Teknik Khusus Migas (TTK MIGAS) untuk bidang – bidang tertentu, salah satunya bidang Pemboran.

Oleh karena isu tersebut PPSDM Migas menyelenggarakan pelatihan Pemboran Tingkat Juru Bor dan Ahli Pengendali Bor, yang dikuti oleh pekerja PT. Pertamina EP, yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari, pada hari Selasa, 6 April 2021 sampai dengan hari Rabu 7 April 2021.

Selama mengikuti pelatihan tersebut, peserta mendapatkan materi berupa, Well Control, Drilling Operation, Well Control Equipment, Well Control Simulation. 

Asep Mohamad Ishaq Shiddiq, salam satu Widyaiswara Muda pengampu pelatihan ini menjelaskan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberi pembekalan dan penyegaran kepada peserta ujian sertifikasi level Juru Bor dan Ahli Pengendali Bor terkait materi uji kompetensi yang akan diujikan diantaranya Teknik Well Control, Peralatan Well Control, Simulator Well Control dan Operasi Pemboran, Ketika dihubungi melalui pesan singkat pada Selasa (6/4/2021). 

“Kelebihan mengikuti pelatihan di PPSDM Migas diantaranya adalah peserta mendapat pembekalan langsung tentang materi uji yang akan diujikan dan berdiskusi terkait permasalahan dalam pengendalian sumur serta operasi pemboran. Selain itu, peserta bisa langsung mempraktekan simulator sebagai bagian dari tahapan ujian. Biasanya simulator ini lah yang menjadi tahapan kritis untuk kelulusan ujian”, pungkas Asep.

Hal senada juga diungkapkan oleh Donanto Indro Pratomo, salah  seorang peserta pelatihan ini tentang banyaknya ilmu yang didapat setelah mengikuti pelatihan ini antara lain well control, prinsip pull dry dan pull wet. 

“Ilmu yang kami dapatkan selama mengikuti pelatihan ini menunjang sekali pekerjaan kami di lapangan, dan mendapatkan penyegaran kembali pengetahuan tentang well control dan beberapa rumus untuk perhitungan serta prinsip pull dry dan pull wet yang mana ilmu tersebut adalah pekerjaan kami sehari – hari. Selain itu, pengajar sangat menguasai materi dan kompeten dalam menyampaikan ilmu sehingga peserta dapat menyerap ilmu yang disampaikan dengan baik” ujar Donanto Indro, salah satu peserta pelatihan tersebut, di hubungi melalui pesan singkat pada Selasa (6/4/2021). (hms/rzk)